Kamis, 20 Juni 2013

Peran Asing di Industri Keuangan Semakin Besar

Kamis, 31 Januari 2013 | 07:33 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com - Peran investor asing dalam industri keuangan domestik semakin besar. Di tengah belum stabilnya kondisi perekonomian global saat ini, perkembangan itu tetap patut diwaspadai karena meningkatkan risiko di sektor keuangan secara nasional. 

”Besarnya kepemilikan asing di pasar SBN (surat berharga negara) dan pasar saham meningkatkan potensi terjadinya pembalikan arus modal secara tiba-tiba atau sudden reversal manakala pasar keuangan global ataupun domestik terguncang,” kata Pelaksana Tugas Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro, di Jakarta, Rabu (30/1/2013). 

Bambang membacakan pidato kunci Menteri Keuangan Agus DW Martowardojo pada seminar protokol manajemen krisis yang digelar majalah Warta Ekonomi. 

Bambang menyebutkan, di pasar modal, kepemilikan asing per Desember 2012 atas SBN mencapai Rp 270 triliun (33 persen) dari total SBN yang dapat diperdagangkan. Kepemilikan asing atas SBN per Desember 2011 senilai Rp 222,86 triliun (30,8 persen). 

Di pasar saham, kepemilikan asing terhadap total emisi di pasar saham mencapai Rp 1.481 triliun atau 54,54 persen per November 2012. Sementara nilai emisi lokal hanya Rp 1.234 triliun. 

Risiko internal
 
Kepala Divisi Manajemen Krisis Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Hari Tangguh menyatakan, stabilitas keuangan menjadi kunci perisai ketahanan lembaga keuangan nasional terhadap ancaman krisis ekonomi global. Selain posisi dana investor asing, OJK saat ini juga mengawasi dengan saksama interkoneksi dan konglomerasi. 

”Misalnya, lembaga pembiayaan yang melayani channeling ke perbankan. Secara nasional mencapai Rp 100 triliun. Total aset lembaga pembiayaan Rp 300 triliun,” kata Hari. 

Direktur Utama PT Jamsostek Elvyn G Masassya menyatakan, kondisi krisis dapat dimitigasi di tingkat makro ataupun mikro perusahaan. Tata kelola perusahaan yang baik akan mencegah terjadinya penyelewengan-penyelewengan yang memperbesar risiko ketika di tingkat makro sebuah kondisi krisis terjadi. Ia mengajak dunia usaha untuk mengedepankan tindakan preventif dibandingkan dengan kuratif.
 
Sumber : Kompas Cetak
Editor : Erlangga Djumena

ARGUMENTASI :
Besarnya peran investor asing dalam industri keuangan domestik patut diwaspadai di tengah belum stabilnya kondisi perekonomian global saat ini, karena meningkatkan risiko di sektor keuangan secara nasional. 

Hal ini dibuktikan oleh Pelaksana Tugas Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro yang menyebutkan bahwa, di pasar modal, kepemilikan asing per Desember 2012 atas SBN mencapai Rp 270 triliun (33 persen) dari total SBN yang dapat diperdagangkan. Kepemilikan asing atas SBN per Desember 2011 senilai Rp 222,86 triliun (30,8 persen).

Resiko tersebut dapat dihindari dengan tetap menjaga stabilitas keuangan negara dan tata kelola perusahaan yang baikakan memperkecil resiko ketika di tingkat makro sebuah kondisi krisis terjadi.

0 komentar:

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:

Posting Komentar