Minggu, 16 Januari 2011

Harapan ke Depan untuk Koperasi di Indonesia

Perkembangan Koperasi di Indonesia

Pertumbuhan koperasi selalu saja mengalami pasang surut dari waktu ke waktu. pertumbuhan koperasi di Indonesia dipelopori oleh Patih Purwokerto R. Aria Wiriatmadja yang bergerak dalam bidang simpan pinjam pada tahun 1896. Koperasi tersebut berkembang dengan baik sehingga dicontoh oleh Budi Oetomo dan SDI. Namun karena banyaknya koperasi yang terbentuk membuat pemerintahan Belanda mematikan usaha koperasi pada saat itu .
Sejarah perkembangan koperasi secara garis besar terbagi menjadi dua yaitu, masa penjajahan dan masa kemerdekaan.

·         Masa penjajahan

Belanda
1896 - R. A wiriatmadja mendirikan koperasi kredit system Raiffeisen.
1908 - Berdirinya Boedi Oetomo memajukan koperasi rumah tangga .
1913 - Serikat Islam dengan bantuan modal mendirikan Toko Koperasi.
1927 – usaha koperasi dilanjutkan Indonesische Studie Club yang berubah menjadi Persatuan Bangsa Indonesia di Surabaya .
Pergerakan koperasi selama penjajahan Belanda tidak dapat berjalan lancar . oleh karena banyaknya aksi protes dari bangsa Indonesia pemerintah Belanda membentuk Panitia Koperasi yang ditugasi untuk meneliti mengenai perlunya koperasi. Setelah setahun berjalan, panitia tersebut memutuskan kalau koperasi perlu dikembangkan. Koperasi pun mulai tumbuh kembali.
1932 - Partai Nasional Indonesia mengadakan kongres mengenai koperasi

Jepang
Pada masa penjajahan Jepang bangsa Indonesia menghadapi nasib yang jauh lebih buruk. Kator pusat jawatan koperasi diubah menjadi Syomin Kumiai Cou Jomusya dan kantor daerah menjadi Syomin Kumiai Saodandyo. Kumiai artinya koperasi model Jepang. Yang mula-mula bertugas mengumpulkan hasil bumi dan barang kebutuhan Jepang. Jadi pada masa penjajahan Jepang, koperasi bisa dianggap benar-benar mati .

·         Masa kemerdekaan

Setelah merdeka, bangsa Indonesia mulai membenahi kehidupan ekonomi sesuai dengan UUD 1945 pasal 33 , yaitu perekonomian Indonesia harus berdasarkan atas asas kekeluargaan. Pada awal kemerdekaan, koperasi berfungsi untuk mendistribusikan keperluan masyarakat sehari-hari dibawah jawatan koperasi, kementrian kemakmuran. Namun karena pergantian system pemerintahan, banyak partai-partai yang memanfaatkan koperasi unuk kepentingan partainya bahkan ada yangmenjadikan koperasi sebagai alat pemerasan rakyat untuk memperkaya diri sendiri. Pembangunan yang baru dapat dibentuk kembali setelah pemerintah berhasil menumpas G 30 S/PKI.
Pada masa kemerdekaan ini memang Koperasi berkembang waau sangat lambat. Namun pada tahun 1947, pemerintah berhasil melangsungkan kongres koperasi I di Tasikmalaya, dan kongres II di Bandung .

Tokoh koperasi
Tokoh koperasi Indonesia yang sangatlah berjasa bagi bangsa ini tentu saja Dr. Mohammad Hatta (bung Hatta). Beliau adalah seorang sarjana ekonomi Belanda. Dengan latar belakang pendidikan tersebut serta tekad untuk menolong rakyat yang menderita, beliau selalu menganjurkan pada masyarakat agar menjadi anggota koperasi.
Bung Hatta menginginkan agar koperasi dapat menolong masyarakat banyak dari kemiskinan dan ketidakmampuan akan kebutuhn hidup. Bung hatta memiliki gagasan yang sangat kuat yakni agar kekuatan-kekuatan ekonomi berada pada tangan rakyat. Dengan tujuan mulia seperti itu Bung Hatta bersama tokoh lainnya merintis Dewan Koperasi Indonesia (DKI), Gerakan Koperasi Indonesia (GKI), dan Kesatuan Koperasi Seluruh Indonesia ( KOKSI).
Konsep gagasan inilah yang diterima pada kongres koperasi I yang diadakan di Tasikmalaya dan kongres II di Bandung. Beliau juga yang memberikan gagasan pendirian Sekolah Menengah Ekonomi Jurusan Koperasi dan bahkan Pendidikan Tinggi Koperasi.

Potret Singkat Kinerja Koperasi di Indonesia
Berdasarkan data resmi dari Departemen Koperasi dan UKM, sampai dengan bulan November 2001, jumlah koperasi di seluruh Indonesia tercatat sebanyak 103.000 unit lebih, dengan jumlah keanggotaan ada sebanyak 26.000.000 orang. Jumlah itu jika dibanding dengan jumlah koperasi per-Desember 1998 mengalami peningkatan sebanyak dua kali lipat. Jumlah koperasi aktif, juga mengalami perkembangan yang cukup menggembirakan. Jumlah koperasi aktif per-November 2001, sebanyak 96.180 unit (88,14 persen). Hingga tahun 2004 tercatat 130.730, tetapi yang aktif mencapai 71,50%, sedangkan yang menjalan rapat tahunan anggota (RAT) hanya 35,42% koperasi saja. Tahun 2006 tercatat ada 138.411 unit dengan anggota 27.042.342 orang akan tetapi yang aktif 94.708 unit dan yang tidak aktif sebesar 43.703 unit. Sedangkan menurut Ketua Umum Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin), Adi Sasono, yang diberitakan di Kompas, Kamis, per 31 Mei 2007 terdapat 138.000 koperasi di Indonesia, namun 30 persennya belum aktif.Informasi terakhir dari Triyatna (2009), jumlah koperasi tahun 2007 mencapai 149.793 units, diantaranya 104.999 aktif, atau sekitar 70% dari jumlah koperasi dan sisanya 44.794 non-aktif (Tabel 4). Selama periode 2006-2007, jumlah koperasi aktif tumbuh 6,1% sedangkan laju pertumbuhan koperasi tidak aktif sekitar 5,7%. Corak koperasi Indonesia adalah koperasi dengan skala sangat kecil.










Tabel 4: Perkembangan Usaha Koperasi, 1998-2007*
Periode
Jumlah unit
Jumlah anggota
(juta orang)
Koperasi aktif
RAT (% dari koperasi aktif
Jumlah
%
Des. 1998
        2000
        2001
        2002
 2003
 2004
 2005
 2006
        2007
52.000
103.077
110.766
117.906
123.181
130.730
132.965
141.738
149.793
..
27,3
23,7
24,001
27,3
27,5
27,4
28,1
..
..
..
96.180
..
93.800
93.402
94.818
94.708
104.999
..
86,3
81,0
78,9
76,20
71,50
71,0
70,1
70,00
..
40,8
41,9
46,3
47,6
49,6
47,4
46,7
..
* Lihat lampiran untuk data paling akhir (September 2008) dan menurut propinsi.
Sumber: Menegkop & UKM



Mengenai jumlah koperasi yang meningkat cukup pesat sejak krisis ekonomi 1997/98, menurut Soetrisno (2003a,c), pada dasarnya sebagai tanggapan terhadap dibukanya secara luas pendirian koperasi dengan pencabutan Inpres 4/1984 dan lahirnya Inpres 18/1998. Sehingga orang bebas mendirikan koperasi pada basis pengembangan dan hingga 2001 sudah lebih dari 35 basis pengorganisasian koperasi. Salah satu indikator yang umum digunakan untuk mengukur kinerja koperasi adalah perkembangan volume usaha dan sisa hasil usaha (SHU). Data yang ada menunjukkan bahwa kedua indikator tersebut mengalami peningkatan selama periode 2000-2006. Untuk volume usaha, nilainya naik dari hampir 23,1 triliun rupiah tahun 2000 ke hampir 54,8 triliun rupiah tahun 2006; sedangkan SHU dari 695 miliar rupiah tahun 2000 ke 3,1 triliun rupiah tahun 2006. (Tabel 5). Menurut data paling akhir yang ada yang dikutip oleh Triyatna (2009), pada tahun 2007 jumlah SHU koperasi aktif mencapai 3.470 miliar rupiah sedangkan modal luar koperasi aktif sekitar 23.324 miliar rupiah. Selama periode 2006-2007, pertumbuhan SHU sekitar 7,9% dan modal luar 5,7% 

Tabel 5: Perkembangan Usaha Koperasi, 2000-2006*
Periode
Rasio modal sendiri dan modal luar
Volume usaha
(Rp miliar)
SHU (Rp miliar)
SHU terhadap volume usaha (%)
        2000
        2001
        2002
 2003
 2004
 2005
 2006
2007
0,55
0,72
0,58
0,63
0,71
0,71
0,77
..
23.122
38.730
26.583
31.684
37.649
34.851
54.761
..
695
3.134
1.090
1.872
2.164
2.279
3.131
3.470
3,00
8,09
4,1
5,91
5,75
6,54
5,72
..
* Lihat lampiran untuk data paling akhir (September 2008) dan menurut propinsi.
Sumber: Menegkop & UKM

Memasuki tahun 2000 koperasi Indonesia didominasi oleh koperasi kredit yang menguasai antara 55%-60% dari keseluruhan aset koperasi. Sementara itu dilihat dari populasi koperasi yang terkait dengan program pemerintah hanya sekitar 25% dari populasi koperasi atau sekitar 35% dari populasi koperasi aktif. Hingga akhir 2002, posisi koperasi dalam pasar perkreditan mikro menempati tempat kedua setelah Bank Rakyat Indonesia (BRI)-unit desa sebesar 46% dari KSP/USP dengan pangsa sekitar 31%. Dengan demikian walaupun program pemerintah cukup gencar dan menimbulkan distorsi pada pertumbuhan kemandirian koperasi, tetapi hanya menyentuh sebagian dari populasi koperasi yang ada. Sehingga pada dasarnya masih besar elemen untuk tumbuhnya kemandirian koperasi (Soetrisno, 2003c).
Berdasarkan data propinsi 2006, jumlah koperasi dan jumlah koperasi aktif sebagai persentase dari jumlah koperasi bervariasi antar propinsi. Pertanyaan sekarang adalah kenapa jumlah koperasi atau proporsi koperasi aktif berbeda menurut propinsi? Apakah mungkin ada hubungan erat dengan kondisi ekonomi yang jika diukur dengan pendapatan atau produk domestic regional bruto (PDRB) per kapita memang berbeda antar propinsi? Secara teori, hubungan antara koperasi aktif dan kondisi ekonomi atau pendapatan per kapita bisa positif atau negatif. Dari sisi permintaan (pasar output), pendapatan per kapita yang tinggi yang membuat prospek pasar output baik, atau pasar output dalam kondisi booming, memberi suatu insentif bagi perkembangan aktivitas koperasi karena pelaku-pelaku koperasi melihat besarnya peluang pasar (ceteris paribus). Fenomena yang bisa disebut efek demand-pull. Dari sisi penawaran (pasar input; dalam hal ini petani atau produsen), pendapatan per kapita yang tinggi yang menciptakan peluang pasar atau peningkatan penghasilan bagi individu petani atau produsen bisa menjadi suatu faktor disinsentif bagi kebutuhan para petani atau produsen untuk membentuk koperasi. Fenomena yang dapat disebut supply-push

Harapan ke depan untuk koperasi di Indonesia
Semoga Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dapat memanfaatkan teknologi informasi untuk memperluas akses informasi. adapun yang dimaksud dengan disini adalah koperasi memiliki keberadaan sistem informasi berupa koneksi internet digunakan untuk lalu lintas data antar koperasi cabang dan koperasi pusat. Yang dapat digunakan untuk mengirim email laporan dan perencanaan kerja, bisa browsing dan sebagainya.
Dengan adanya hal tersebut  diharapkan komunikasi antar koperasi di beberapa titik yang sudah terhubung internet bisa lebih lancar dan menunjang kinerja lembaga tadi. dengan demikian harapan agar koperasi bisa meningkatkan kesejahteraan anggota akan terwujud. yang pada akhirnya dapat tumbuh dan berkembang serta mampu berperan sebagai pilar ekonomi kerakyatan.

Sumber : Menegkop & UKM , Google

0 komentar:

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:

Posting Komentar